SELAMAT DATANG

DI

LITERASI(K)

Literasi(K) adalah wadah seputar informasi yang bersifat edukasi, ditampilkan dengan visualisasi sederhana, disusun dengan struktur yang mudah dipahami.

Cari Informasi Lebih Banyak Tentang Kami Maju Bersama Kami anda tidak akan rugi

Our Services

Komitmen Kami

Terus melakukan perbaikan dalam tampilan dan layanan yang kami suguhkan.

Read More

Target Kami

Memberikan Layanan informasi untuk masyarakat.

Read More

Perusahaan Kami

Menyuguhkan suatu Informasi yang Akurat.

Ingin Lebih Tahu?

Mitra Kami

Kami hadir ditengah anda untuk memberikan informasi akurat yang dibutuhkan masyarakat tentang hal bersifat positif .

Ingin Lebih Tahu?

ARTIKEL KAMI

Penggunaan Tanda Hubung (-) Strip dalam menyusun kalimat

Penggunaan Tanda Hubung (-) Strip dalam menyusun kalimat

 

Sebagai seorang pelajar tentu kita tidak asing dengan penggunaan tanda seperti, koma, titik, tanda kurung, maupun tanda hubung. Nah Setelah kita belajar tentang jenis Konjungsi ( Kata Hubung) selanjutnya kita akan beralih ke materi Tanda Hubung. Tanda hubung merupakan tanda yang digunakan untuk menghubungkan Frase-Klausa dan juga untuk memisahkan frasa atau klausa. Tanda hubung (-) atau Strip digunakan untuk beberapa hal, berikut ini ketentuan tentang penggunaanya.



III.E.1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.

Misalnya:

·         Di samping cara lama, diterapkan juga ca-
ra baru ….

·         Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-
put laut.

·         Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.

·         Parut jenis ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.

III.E.2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.

Misalnya:

·         anak-anak

·         berulang-ulang

·         kemerah-merahan

·         mengorek-ngorek

III.E.3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.

Misalnya:

·         11-11-2013

·         p-a-n-i-t-i-a

III.E.4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.

Misalnya:

·         ber-evolusi

·         meng-ukur

·         dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)

·         23/25 (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)

·         mesin hitung-tangan

Bandingkan dengan

·         be-revolusi

·         me-ngukur

·         dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)

·         20 3/25 (dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)

·         mesin-hitung tangan

III.E.5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai
a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);
b. ke- dengan angka (peringkat ke-2);
c. angka dengan –an (tahun 1950-an);
d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan); e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);
f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
g. kata ganti -ku-mu, dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).

Catatan: Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut melambangkan jumlah huruf.

Misalnya:

·         BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia)

·         LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia)

·         P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

III.E.6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.

Misalnya:

·         di-sowan-i (bahasa Jawa, 'didatangi')

·         ber-pariban (bahasa Batak, 'bersaudara sepupu')

·         di-back up

·         me-recall

·         pen-tackle-an

III.E.7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.

Misalnya:

·         Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.

·         Akhiran -isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan

III.F.1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.

Misalnya:

·         Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

·         Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.

III.F.2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain.

Misalnya:

·         Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama bandar udara internasional.

·         Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

·         Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan.

III.F.3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.

Misalnya:

·         Tahun 2010—2013

·         Tanggal 5—10 April 2013

·         Jakarta—Bandung

III.G.1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya:

·         Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?

·         Siapa pencipta lagu "Indonesia Raya"?

III.G.2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Misalnya:

·         Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).

·         Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

 

Jenis-Jenis Konjungsi (Konjungsi Berdasarkan Fungsi)

Jenis-Jenis Konjungsi (Konjungsi Berdasarkan Fungsi)

 



Komunikasi, merupakan suatu langkah tepat untuk dapat memperoleh informasi dan juga menyampaikannya. Namun hal tersebut perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah struktur penyusunan. Struktur penyusun dalam komunikasi yaitu kalimat. Penggunaan kalimat yang sesuai tentu akan berpengaruh terhadap pemahaman lawan bicara termasuk dengan penggunaan konjungsinya. Konjungsi sendiri merupakan kata hubung yang digunakan untuk menyambungkan antar kata, antar kalimat atau antar paragraph. Berikut ini jenis kata hubung atau Konjungsi Berdasarkan Fungsi

Ditinjau dari segi fungsinya, konjungsi dapat dibagi berdasarkan pengelompokan berikut.

1. Konjungsi Aditif (Konjungsi Gabungan)

Berfungsi untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa, klausa, atau kalimat yang kedudukannya setara.
Contoh: dan, lagipula, lagi, serta

2. Konjungsi Pertentangan

Menghubungkan dua kalimat sederajat, tetapi mempertentangkan kalimat tersebut. Biasanya posisi kalimat kedua lebih penting dibandingkan kalimat pertama.
Contoh : tetapi, sebaliknya, padahal, melainkan, sedangkan, akan tetapi, namun.

3. Konjungsi Korelatif

Menghubungkan dua kalimat yang berkaitan, sehingga kalimat akan mempengaruhi atau melengkapi kalimat lainnya.
Contoh: semakin …..semakin, bertambah……bertambah, tidak hanya….tetapi juga…, sedemikian rupa…, kian….. kian, sehingga…, baik…, maupun.

4. Konjungsi Disjungtif (Konjungsi Pilihan)

Konjungsi pilihan menghubungkan dua unsur sederajat dengan tujuan memilih salah satu dari dua hal atau lebih.

Contoh: maupun, baik…baik…, atau, entah…entah…, atau….atau,

5. Konjungsi Kausalitas

Menjelaskan bahwa peristiwa yang satu terjadi akibat sebab tertentu. Setiap kalimat berperan sebagai anak kalimat atau induk kalimat.

Contoh: sebab, karena, sebab itu, dan karena itu

6. Konjungsi Waktu (Konjungsi Temporal)

Menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa.

Contoh untuk menghubungkan kalimat tidak sederajat: apabila, seraya, bilamana, hingga, sementara, sejak, selama, ketika, semenjak, bila, sambil, sebelum, sampai, demi, sedari, waktu, setelah, sesudah, tatkala

Contoh untuk menghubungkan kalimat yang sederajat: sebelumnya, sesudahnya

7. Konjungsi Final (Konjungsi Tujuan)

Menjelaskan maksud, tujuan peristiwa, atau tindakan.

Contoh: guna, untuk, supaya, agar

8. Konjungsi Akibat (Konjungsi Konsekutif)

Menjelaskan bahwa suatu peristiwa muncul disebabkan peristiwa lainnya. Bagian peristiwa penyebab diletakkan pada bagian induk kalimat, sedangkan bagian anak kalimat menunjukkan akibat.

Contoh: sehingga, sampai, akibatnya.

9. Konjungsi Syarat (Konjungsi Kondisional)

Menjelaskan jika terjadinya suatu hal disebabkan adanya syarat-syarat yang terpenuhi.

Contoh: Jika, jikalau, apabila, kalau, asalkan, bilamana.

10. Konjungsi Perbandingan

Menghubungkan dua hal dengan membandingkannya.

Contoh: sebagai, seakan-akan, seperti, bak, bagaikan, umpama, sebagaimana, bagai, ibarat,

11. Konjungsi Tak Bersyarat

Menjelaskan jika terjadinya suatu hal tidak membutuhkan syarat tertentu.

Contoh: walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sekalipun

12. Konjungsi Penjelas (Konjungsi Penetap)

Menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan rinciannya.

Contoh: bahwa.

13. Konjungsi Pembenaran (Konjungsi Konsesif)

Menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal pada induk kalimat. Di sisi lain, konjungsi ini juga menolak hal yang lainnya pada anak kalimat.

Contoh: walaupun, meskipun, biar, sungguhpun, biarpun, kendatipun, dan sekalipun.

14. Konjungsi Penegas (Konjungsi Intensifikasi)

Menegaskan maupun meringkas kalimat yang sebelumnya sudah disebutkan.

Contoh: bahkan, ringkasnya, misalnya, apalagi, yaitu, yakni, umpama, akhirnya.

15. Konjungsi Urutan

Menyatakan urutan suatu hal.

Contoh: mula-mula, lalu, dan kemudian.

16. Konjungsi Penanda

Menunjukkan penandaan pada suatu hal.

Contoh: misalnya, umpama, contohnya.

17. Konjungsi Pembatasan

Menyatakan pembatasan terhadap sesuatu.

Contoh: kecuali, selain, asalkan.

18. Konjungsi Situasi

Menjelaskan perbuatan yang terjadi dalam waktu tertentu.

Contoh: sedang, padahal, sedangkan, sambil.

 

Demikianlah rangkuman tentang jenis-jenis konjungsi, semoga bermanfaat.

Our Blog

100 Cups
Bekerja Dengan Cara yang Ramah
100 Jaringan
Memiliki Jaringan Kerja Luas
100 Pelanggan
Melayani Sepenuh Hati

TIM KAMI

Ade Rizki
Asisten Penulis
Indra Laksmana
Asisten Penulis
Bayu Putra
Asisten Penulis
Budi Wibawa
Asisten Penulis

Contact

Layanan Mitra

Bagi anda yang ingin berbagi Informasi dan Pengetahuan dengan Memposting tulisan diblog ini Silakan hubungi Penulis pada alamat yang telah disediakan dibawah

Alamat Penulis:

Kab. Brebes Prov. Jawatengah

Jam Aktif Kerja:

Setiap Hari Pukul 07.30 s.d. 15.00

Surat Elektronik

azizroyandi21@gmail.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.